Mengulik Sejarah Panjang Keberadaan Fakultas Kedokteran Tertua Di Indonesia
Sejarah pendirian Fakultas Kedokteran di Indonesia mengungkapkan riwayat yang panjang, yang dapat dirunut sejak zaman penjajahan Belanda. Ini tidak hanya mencerminkan perjalanan pendidikan tinggi di Indonesia, tetapi juga menciptakan fondasi yang kuat untuk pengembangan sistem kesehatan di tanah air. Usaha awal pemberantasan penyakit menular pada abad ke-19, yang mengarah pada pendirian pendidikan kedokteran, menjadi bukti komitmen untuk mengatasi tantangan kesehatan kompleks yang dihadapi masyarakat Indonesia.
Di samping itu, tak dapat diabaikan bahwa usia suatu kampus atau fakultas juga menjadi parameter penting dalam mengevaluasi kualitas pengajaran. Sebagai cerminan dari hal ini, terdapat 5 kampus kedokteran tertua di Indonesia yang memiliki peran sentral dalam sejarah perkembangan pendidikan kedokteran di tanah air. Mengutip informasi resmi dari masing-masing kampus, sejarah pendirian kampus-kampus ini tidak hanya mencerminkan kelengkapan kurikulum dan keberhasilan dalam mencetak para dokter terampil, tetapi juga memperlihatkan kontribusi signifikan terhadap pembentukan fondasi kesehatan masyarakat Indonesia secara lebih luas.
5 Kampus Kedokteran Tertua di Indonesia
1. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM)
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) memiliki sejarah panjang yang dimulai pada zaman penjajahan Belanda dengan pendirian sekolah kedokteran School tot Opleiding (STOVIA). STOVIA kemudian berubah menjadi Geneeskundige Hoge School (GHS) di Jakarta, namun ditutup oleh Jepang. Djakarta Ika Daigaku kemudian berdiri sebagai gantinya, diambil alih oleh pemerintah Indonesia pada masa Proklamasi Kemerdekaan RI, dan menjadi Perguruan Tinggi Kedokteran (PTK) di Jakarta. Pada tahun 1946, PTK dibagi menjadi bagian klinik yang dibuka di Surakarta dan bagian pre-klinik yang dibuka di Klaten. Pendirian Fakultas Kedokteran UGM kemudian dipindahkan ke Yogyakarta dan diresmikan pada 11 November 1949 sebagai PTK RI terlengkap. Seiring perkembangan, PTK menjadi Faculteit Kedokteran dengan berbagai bagian seperti Farmasu, Kedokteran Gigi, dan Akademi Pendidikan Guru. Pada tahun 1982, gedung Fakultas Kedokteran dipindahkan ke kampus UGM di Sekip, Yogyakarta, dan RSUP. Dr. Sardjito dibangun sebagai fasilitas pendidikan kedokteran.
2. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI)
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) juga memiliki sejarah panjang yang dimulai sejak zaman penjajahan Belanda, seiring dengan keberadaan STOVIA, NIAS (Nederlands Indische Artsenschool) di Surabaya, dan GHS pada 1927. Pada masa penjajahan Jepang, tepatnya pada 29 April 1943, Ika Daigaku, sekolah kedokteran yang dihadiahkan oleh pemerintah Jepang untuk Indonesia, dibuka dengan Prof. Itagaki sebagai dekan fakultas. Pada tanggal 2 Februari 1950, Perguruan Tinggi Kedokteran Republik Indonesia dan Geneeskundige Faculteit Nood-Universiteit van Indonesie, digabung dan disatukan menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Pada saat itu, terdapat 28 jenis mata kuliah dengan jumlah mahasiswa sebanyak 288, dan beberapa dosen Belanda memberikan sebagian besar pengajaran dalam bahasa Belanda.
3. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair)
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) punya sejarah panjang yang bermula dari zaman penjajahan Belanda dan Jepang, sama seperti UGM dan UI. Universitas Airlangga pertama kali punya cabang Faculteit der Geneeskunde di Surabaya pada 1 September 1948 yang kemudian berubah jadi Fakultet Kedokteran cabang Surabaya. Setelah itu, Fakultet Kedokteran cabang Surabaya dipisah dari yang lainnya, yaitu Fakultet Kedokteran Universitet Indonesia, dan secara resmi bergabung dengan Universitas Airlangga pada tahun 1954.
Waktu Fakultas Kedokteran Unair baru dimulai, mereka mendapatkan gedung-gedung dari sekolah dokter NIAS di zaman Hindia Belanda. Fakultas Kedokteran Unair juga turut serta dalam pendirian Universitas Airlangga pada 1 November 1954 oleh Presiden Soekarno. Saat itu, Universitas Airlangga juga mendirikan Lembaga Kedokteran Gigi dan Fakultas Hukum Sosial dan Politik di Surabaya, Perguruan Tinggi Pendidikan Guru di Malang, dan Fakultas Ekonomi di Surabaya.
4. Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (UII)
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (UII) dimulai dari pendirian Sekolah Tinggi Islam pada 8 Juli 1945. Fakultas Kedokteran di UII Surakarta, kota yang berada di Jawa Tengah, baru berdiri pada 9 Desember 1964. Pada tahun 1967, pemerintah menyatakan bahwa Fakultas Kedokteran UII Surakarta harus bergabung dengan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS). Namun, rencana peleburan ini mengalami hambatan, sehingga Fakultas Kedokteran UII Surakarta dipindahkan ke Yogyakarta.
Pada periode tahun 1975, UII tidak memiliki Fakultas Kedokteran karena terbatasnya fasilitas, dan mahasiswa yang telah diterima dipindahkan ke UNS. Tetapi, seiring berjalannya waktu, UII merencanakan untuk kembali membuka Fakultas Kedokteran. Akhirnya, pada tahun 2001, Fakultas Kedokteran UII mendapat izin untuk menyelenggarakan program pendidikan dokter, membuka peluang baru bagi mahasiswa yang ingin mengejar karir dalam bidang kedokteran.
5. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS)
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) punya sejarah yang erat dengan berdirinya UNS pada tanggal 11 Maret 1976. Ini adalah hasil dari penyatuan lima perguruan tinggi di Surakarta. Kelima perguruan tinggi itu adalah Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Pembangunan Nasional (PTPN) Cabang Surakarta yang berada di bawah Departemen Hankam, Universitas Gabungan Surakarta (UGS) yang merupakan gabungan dari beberapa perguruan tinggi swasta di Surakarta, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Negeri Surakarta, Sekolah Tinggi Olahraga (STO) Negeri Surakarta, dan Akademi Administrasi Niaga (AAN) Surakarta. Fakultas Kedokteran sendiri menempati bekas gedung Fakultas Kedokteran PTPN Veteran Cabang Surakarta di Jalan Kolonel Sutarto No. 150 K Surakarta. RSUD Dr Moewardi juga berperan sebagai Rumah Sakit Pendidikan bagi Fakultas Kedokteran ini, memberikan pengalaman praktis kepada para mahasiswa kedokteran dalam dunia kesehatan.
Mengulik sejarah panjang keberadaan fakultas kedokteran tertua di Indonesia membawa kita melintasi rentang waktu yang kaya akan perjuangan, perkembangan, dan komitmen untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Dari jejak sejarah pendirian Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) yang terpatri sejak zaman kolonial Belanda hingga Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) yang merupakan hasil penyatuan lima perguruan tinggi di Surakarta, setiap institusi telah menjadi pelaku utama dalam pembentukan generasi dokter terampil dan berkomitmen. Dalam konteks perkembangan pendidikan kedokteran, sejarah ini juga menjadi tonggak inspiratif bagi perjalanan fakultas-fakultas kedokteran di tanah air. Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai sejarah ini, diharapkan fakultas-fakultas kedokteran terus berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan tenaga medis, serta berperan aktif dalam upaya menjaga dan meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia ke depan.