Tempat-tempat di Dunia yang Jarang Terpapar Sinar Matahari
Sinar matahari memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan setiap makhluk hidup di bumi. Tanpa disadari, sinar matahari memberikan berbagai manfaat vital, seperti memberikan energi untuk fotosintesis, mengatur suhu bumi, dan menyediakan sumber cahaya dan panas. Meski demikian, ada beberapa lokasi di dunia yang jarang tersentuh sinar matahari, menciptakan keunikan tersendiri.
Salah satu lokasi yang jarang mendapatkan sinar matahari adalah tempat-tempat yang hampir selalu diselimuti oleh kegelapan atau awan mendung. Keberadaan awan yang tebal dapat memblokir penetrasi sinar matahari ke permukaan bumi, menciptakan kondisi di mana matahari hampir tidak mampu menembus dan menerangi lokasi tersebut.
Selain itu, beberapa lokasi ini juga cenderung memiliki suhu udara yang lebih dingin dibanding tempat lainnya. Kondisi ini bisa disebabkan oleh minimnya paparan sinar matahari, yang berdampak pada kurangnya pemanasan alami dari matahari. Sebagai hasilnya, suhu udara di tempat-tempat ini cenderung lebih rendah, menciptakan lingkungan yang berbeda dari sebagian besar daerah di dunia.
Di manakah lokasi itu? Berikut adalah lima tempat di dunia di mana sinar matahari jarang masuk.
1. Rjukan, Norwegia
Rjukan, sebuah kota di Norwegia, menjadi saksi tantangan luar biasa ketika datang ke kurangnya sinar matahari selama setengah tahun. Dikelilingi oleh pegunungan tinggi, Rjukan merasakan kegelapan dari akhir September hingga pertengahan Maret, membuat warganya kekurangan paparan sinar matahari yang cukup untuk waktu yang lama.
Inovasi unik datang untuk mengatasi keadaan ini. Mengutip laporan dari The Guardian, tiga cermin surya besar dipasang di ketinggian 450 meter di atas kota. Cermin-cermin ini bukan hanya pasif; mereka dikendalikan oleh komputer, memungkinkan mereka untuk mengikuti arah sinar matahari sepanjang hari.
Sejak pemasangan cermin surya, kegelapan yang selalu melanda Rjukan mulai menghilang. Cermin-cermin ini berhasil membawa sinar matahari ke bagian vital kota, terutama daerah alun-alun. Hasilnya, warga Rjukan kini dapat menikmati paparan sinar matahari yang cukup, membawa terang dalam periode yang sebelumnya dikuasai oleh kegelapan.
Inovasi ini tidak hanya memberikan cahaya harapan bagi warga Rjukan, tetapi juga menjadi contoh nyata bagaimana teknologi surya dapat diterapkan secara kreatif untuk mengatasi tantangan unik yang dihadapi oleh suatu komunitas. Keberhasilan cermin surya ini menciptakan keseimbangan baru antara kebutuhan manusia akan cahaya matahari dan kondisi geografis yang menantang di Rjukan, membuktikan bahwa dengan kreativitas, kita dapat menerangi bahkan tempat yang jarang tersentuh sinar matahari.
2. Utqiagvik atau Barrow di Alaska
Utqiagvik, yang sebelumnya dikenal sebagai Barrow, menjadi saksi fenomena alam yang langka dan unik: malam kutub. Terletak di Alaska Utara, beberapa ratus kilometer dari lingkaran Kutub Utara, kota ini mengalami kegelapan total tanpa sinar matahari selama 65 hari, menciptakan kondisi yang disebut sebagai malam kutub.
Melansir dari CNN, malam kutub adalah istilah yang digunakan untuk wilayah yang tidak menerima paparan sinar matahari selama lebih dari 24 jam. Utqiagvik, karena posisinya yang sangat dekat dengan Kutub Utara, mengalami periode panjang ini selama dua bulan penuh.
Keunikan dari malam kutub ini tidak hanya terletak pada kegelapan yang panjang, tetapi juga pada perubahan mendalam setelahnya. Setelah melewati periode tanpa sinar matahari selama 65 hari, Utqiagvik akan mengalami kecerahan yang berkesinambungan. Selama beberapa bulan berikutnya, kota ini tidak akan melihat matahari terbenam, menciptakan keajaiban sendiri di langit Utara.
Fenomena alam ini mencerminkan ketahanan dan adaptasi alam terhadap perubahan musim yang ekstrem. Warga Utqiagvik mengalami siklus unik ini setiap tahun, membawa mereka dari kegelapan total ke kecerahan terus-menerus, memberikan cahaya pada kota yang sebelumnya tenggelam dalam malam kutub.
3. Torshavn, Faroe Island
Torshavn, ibu kota Faroe Island yang terletak di pantai timur Streymoy, menawarkan pengalaman cuaca yang unik dan mendung. Menurut World Atlas, kota ini mendapat predikat sebagai salah satu tempat paling mendung di seluruh planet, memberikan ciri khas yang berbeda dari lokasi lainnya.
Torshavn hanya mendapat rata-rata 2,4 jam sinar matahari setiap hari atau sekitar 840 jam per tahunnya. Kondisi ini disebabkan oleh cuaca mendung yang hampir selalu menyelimuti kota ini. Akibatnya, suhu di Torshavn cenderung rendah dan sejuk sepanjang tahun.
Saat musim panas tiba, suhu tertinggi di Torshavn hanya mencapai sekitar 12 derajat Celsius. Meskipun terasa dingin, keadaan ini memberikan kesegaran khas musim panas di kota yang diliputi awan. Sementara itu, saat musim dingin datang, suhu tertinggi berkisar sekitar 6 derajat Celsius, menciptakan suasana sejuk yang mendominasi sepanjang tahun.
Keberadaan Torshavn sebagai salah satu tempat paling mendung di dunia menunjukkan bahwa kehidupan di kota ini diwarnai oleh atmosfer yang khas dan cuaca yang unik. Meskipun mendung, Torshavn tetap memancarkan pesona dan daya tariknya sendiri bagi mereka yang mencari pengalaman yang berbeda dalam menjelajahi keindahan Faroe Island.
4. São Joaquim, Brazil
São Joaquim, yang terletak di Santa Catarina, Brazil selatan, menawarkan pengalaman iklim yang unik dengan letaknya di ketinggian 1.360 meter di atas permukaan laut. Kota ini dikelilingi oleh keindahan pegunungan dan memiliki iklim subtropis yang menciptakan kondisi cuaca yang menarik perhatian.
Musim panas di São Joaquim memberikan kejutan dengan suhu yang cenderung sejuk, memberikan kesegaran dalam cuaca yang biasanya panas di daerah subtropis. Namun, di musim dingin, suhu dapat turun sangat rendah, menciptakan suasana yang dingin dan sejuk.
Salah satu ciri khas São Joaquim adalah jarangnya terkena sinar matahari langsung. Dengan rata-rata sinar matahari tahunan sekitar 1.055 jam, kota ini termasuk dalam kategori tempat yang jarang terpapar sinar matahari. Bulan Oktober dan November menjadi bulan paling cerah, menerima sekitar 5,1 jam sinar matahari, sementara bulan Agustus menjadi bulan yang paling redup dengan rata-rata 3,6 jam sinar matahari.
Keunikan iklim São Joaquim menciptakan atmosfer yang berbeda dan menawarkan pengalaman yang menarik bagi mereka yang menyukai tantangan cuaca yang beragam. Dikelilingi oleh alam yang memukau, São Joaquim menawarkan pesona sendiri yang memikat para pengunjung yang ingin merasakan ketinggian dan kehangatan yang berbeda dari kota ini.
5. Dikson, Rusia
Dikson, yang terletak di Pantai Samudra Arktik, Rusia, menyajikan pengalaman cuaca yang ekstrem dan lingkungan yang unik. Dikenal sebagai “Capital of the Arctic,” kota ini berlokasi di ujung utara Samudra Arktik dan menjadi salah satu kota pelabuhan yang menarik perhatian.
Kehidupan di Dikson ditandai dengan fenomena malam kutub atau hari tanpa sinar matahari selama lebih dari 24 jam, yang biasanya terjadi di bulan Desember dan awal Januari. Sebagai kota pelabuhan strategis, Dikson menjadi saksi jarangnya sinar matahari, dengan hanya 1.164 jam sinar matahari per tahun.
Musim dingin di Dikson panjang, meliputi lebih dari 10 bulan, dan dua bulan di antaranya, matahari tidak pernah terbit. Agustus menjadi bulan terhangat di kota ini, meskipun suhu tetap terjaga pada tingkat yang relatif rendah dibandingkan dengan harapan umum.
Keberadaan Dikson di ujung utara Samudra Arktik menunjukkan adaptasi luar biasa terhadap kondisi alam yang keras. Cuaca ekstrem dan periode panjang tanpa sinar matahari menciptakan lingkungan yang menantang namun memikat bagi mereka yang ingin menggali keunikan dan ketahanan kehidupan di Arctic.