Fakta Unik Sistem Pendidikan di Jepang
Secara diketahui, setiap Negara memiliki budaya yang berbeda-beda dengan tradisi yang unik serta keunggulan tersendiri, termasuk pemikiran yang berbeda-beda tentang cara mendidik generasi penerusnya. Salah satu negara dengan kualitas pendidikan yang memang sudah tidak diragukan adalah Jepang.
Sebagai negara maju, Jepang merupakan salah satu negara yang mempunyai banyak keunikan. Bahkan, negara ini menjadi impian banyak orang untuk dikunjungi. Bagaimana tidak, keunikan dan kebudayaannya yang masih kental membuat tak sedikit orang penasaran dengan Negeri Matahari terbit tersebut. Lantas, bagaimanakah fakta unik sistem pendidikan di Jepang?
Sistem Pendidikan di Jepang
Berbicara tentang sistem pendidikan di Jepang, tak asing bagi kita bahwa siswa di Jepang sudah dibiasakan mandiri sejak dini. Bahkan, sistem pendidikan Jepang merupakan salah satu sistem yang kerap dijadikan kiblat di beberapa negara. Pasalnya, Pendidikan di Jepang telah mengalami sejarah yang sangat panjang. Di mana mereka awalnya mengikuti pola pendidikan di China.
Secara umum, waktu pendidikan di Jepang sendiri adalah pendidikan selama 12 tahun yaitu hingga jenjang SMA. Namun, banyak sekali siswa yang melanjutkan pendidikan mereka ke tingkat tinggi atau universitas selama empat tahun hingga tujuh tahun bagi mereka yang kuliah di jurusan kedokteran. Berikut kami merangkum dari berbagai sumber tentang fakta unik sistem pendidikan di Jepang:
1. Wajib Mengenakan Seragam Sekolah
Setiap negara pasti mempunyai ketentuan berbeda terkait kebijakan sekolahnya, termasuk penggunaan seragam. Begitu juga dengan Jepang. Jepang mengharuskan para siswa kenakan seragam sekolah. Kebijakan seragam di hampir setiap sekolah menengah pertama di Jepang dimaksudkan untuk menghilangkan hambatan dan membantu meningkatkan rasa kebersamaan, kekeluargaan, dan kebersamaan di antara siswa.
Kode berpakaian memungkinkan perhatian siswa disalurkan ke arah pembelajaran dan pertumbuhan, serta mendorong anak untuk mengejar ekspresi diri melalui metode selain pakaian. Kebijakan ini bertujuan menanamkan ide bahwa ketika siswa memakai baju yang sama, mereka akan merasa menjadi bagian satu sama lain.
2. Tiga Tahun Pertama Fokus Pengembangan Karakter
Sistem pendidikan di Jepang menerapkan bahwa para siswa tidak mengikuti ujian sampai duduk di kelas 4. Di mana, pada awal tahun masuk sekolah, siswa di Jepang difokuskan pada pengembangan karakter dan membentuk perilaku yang baik, mengingat sekolah Jepang mengutamakan sopan santun sebelum pengetahuan. Di sini, para siswa akan belajar bagaimana menjadi murah hati, berempati, dan penuh kasih. Para siswa juga diajarkan untuk menghormati orang lain dan mengembangkan ikatan yang lembut dengan alam dan hewan.
Perlu kalian tau, bahwa bangsa Jepang menganut filsafat bahwa manusia dapat diubah keadaan dan sifatnya melalui usaha orang lain atau usaha sendiri. Mereka tidak percaya bahwa manusia sudah sejak semula ditetapkan dalam keadaan tertentu yang tidak dapat diubah atau berubah. Dengan filsafat tersebut bangsa Jepang sangat mengutamakan pendidikan, termasuk pendidikan karakter (Mulyadi, 2014).
Kesimpulan dari uraian di atas ialah bangsa Jepang sangat memahami bahwa pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting pada masa pertumbuhan dan perkembangan anak yang merupakan generasi penerus bangsa. Oleh karenanya pendidikan karakter dilakukan sejak dini dengan menitikberatkan pada pendidikan moral yang diintegrasikan pada kehidupan sehari-hari siswa.
3. Siswa Diajarkan Mandiri Sejak Dini
Kalian tau tidak, jika kebanyakan sekolah di Jepang jarang mempekerjakan tukang bersih-bersih? Kok bisa, alasannya mengapa ya? Nah, ternyata karena para siswanya lah yang bertanggung jawab atas kebersihan ruang kelas, kantin, bahkan toilet. Di sini siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang piket bergiliran mengerjakan tugas-tugas, seperti menyapu, mengelap kaca jendela, menggosok WC, dsb. Setiap tahun kelompok tersebut dirombak dan digilir kembali.
Sistem pendidikan Jepang percaya bahwa bersih-bersih bersama mengajarkan siswa untuk saling membantu dan bekerja dalam tim. Dengan menghabiskan waktu mereka untuk mengelap meja, menyapu, dan mengepel lantai, siswa belajar menghargai pekerjaan mereka sendiri dan pekerjaan orang lain.
4. Bekal Makan Siang dari Sekolah
Tradisi membawa bekal makan siang ke sekolah rasanya tidak berlaku di sekolah Jepang. Pasalnya, siswa di Jepang harus memakan menu sehat yang telah disediakan di sekolah. Siswa diajarkan untuk mengkonsumsi makanan sehat dengan cara mengutamakan bahan makanan dan porsi makanan yang masuk ke perut mereka, kecuali bagi siswa yang mempunyai alergi serius.
Menu ini disusun oleh koki berpengalaman bersama ahli gizi profesional. Pada umumnya, menu makan siang di sekolah terdiri dari bahan makanan lokal yang segar. Uniknya lagi, para guru ikut makan siang bersama siswa, lho. Tentu saja, hal ini bisa membuat hubungan guru dan murid menjadi lebih dekat bukan?
5. Siswa Jepang Belajar Puisi dan Kaligrafi Jepang
Salah satu mata pelajaran khusus yang wajib dikuasai siswa di Jepang adalah puisi dan kaligrafi Jepang. Kaligrafi Jepang, juga disebut Shodo. Shodo adalah suatu bentuk seni di mana orang menulis karakter kanji yang bermakna (karakter Cina yang digunakan dalam sistem penulisan Jepang) dengan cara yang ekspresif dan kreatif.
Di sisi lainnya, Haiku adalah bentuk puisi di mana frasa sederhana digunakan untuk menyampaikan emosi yang mendalam kepada pembaca. Bentuk puisi ini dianggap memiliki efek intelektual, terapeutik, dan estetika. Kedua kelas ini mengajarkan anak-anak untuk menghormati tradisi berusia seabad dan menghargai budaya mereka.
Penerapan Sistem Pendidikan Jepang Untuk Negara Lain
Kita semua tau, bila pendidikan sangat penting untuk pengembangan masyarakat di sebuah negara. Oleh sebab itu, pemerintah akan terus mengupayakan sistem pendidikan terbaik untuk masyarakatnya. Namun penerapan sebuah sistem pendidikan harus disesuaikan dengan masyarakat, lho.
Walaupun Jepang memungkinkan dijadikan contoh, namun menerapkan sistem pendidikan Jepang di negara lain tidaknya mudah, pasalnya kebiasaan dan tabiat masyarakatnya juga sudah berbeda. Penerapan secara umum memang terlalu sulit, namun jika seorang individu ingin mencoba menerapkan untuk dirinya sendiri masih memungkinkan.
Jadi, dari uraian di atas bisa disimpulkan bahwa sistem pendidikan di Jepang sangat menuntut para siswa untuk mandiri di masyarakat maupun untuk diri sendiri yang tentu saja itu adalah hal yang perlu kita contoh sebagai pelajar yang ingin belajar di sana, terlebih lagi karena pendidikan mereka maju dan mengikuti pendidikan barat yang ditekankan untuk pendidikan karakter pribadi. Jadi, bagaimana menurutmu?